Asosiasi Perusahaan dan Konsultan Telematika Indonesia

Memuat...

Senin, 20 Maret 2017

Mana Lebih Baik, Membangun Sendiri Atau Menyewa Data Center?

JAKARTA, ASPEKTI- Dalam era digital saat ini semakin banyak perusahaan yang mengandalkan operasional dan pertumbuhan bisnisnya pada sistem komputerisasi atau IT dan telekomunikasi (ICT). 

Tentu, dalam mengelola sistem IT perusahaan ada hal penting yang harus dipertimbangkan, yakni data center yang merupakan lokasi penyimpanan perangkat sever, dan data yang berkaitan dengan operasional serta bisnis perusahaan tersebut. 

Perusahaan harus memastikan ketersediaan pasokan listrik, pendingin, dan sarana lain yang memastikan sistem IT yang berada di dalam data center tetap berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kontinuitas operasionalnya.

Dalam menentukan pengadaan data center, perusahaan memiliki dua opsi, yaitu membangun data center atau menyewa data center. 

Nah, apa yang harus dipertimbangkan untuk menentukan akan membangun sendiri atau menyewa data center tersebut?

Membangun sebuah data center terkadang menjadi kebanggan, namun banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan, termasuk untuk pemeliharaannya.

Untuk membangun konstruksi fisik ruang data center dibutuhkan investasi awal yang sangat besar. Belum lagi pembangunan instalasi sistem pengkabelan dan jaringannya, sistem pendingin dan sistem keamanan lain, termasuk untuk mencegah kebakaran, dan sebagainya. 

Memastikan bahwa data center yang dibangun telah tepat dan sesuai standar, juga membutuhkan biaya. Belum lagi penyediaan sumber daya yang tersertifikasi dan waktu yang dibutuhkan untuk membangun data center tersebut. 

Menyewa data center bisa menjadi pilihan yang lebih baik, bila merujuk pada beberapa hal. Di antaranya, perusahaan mendapatkan keuntungan economic of scale dari provider berupa biaya yang jauh lebih rendah, investasi awal lebih murah karena sistem sewa, bisa menyewa sesuai skala pertumbuhan perusahaannya, bisa memilih lokasi data center, dan lebih hemat waktu.

Banyak perusahaan penyewa data center. Salah satunya Data Center Indosat Ooredoo yang dikelola Indosat Ooredoo Business. Dengan mengedepankan visi menjadi preffered digital partner connecting business across Indonesia, perusahaan ini berkomitmen untuk mendukung kontinuitas bisnis para pelanggan korporasinya dengan menyediakan layanan dan fitur yang dapat memastikan bahwa bisnis kliennya akan berjalan lancar.

"Bedanya Data Center Indosat Ooredoo dengan data center lainnya adalah kita memiliki lebih dari satu data center yang saling terkoneksi sehingga memastikan system IT selalu always on jika terjadi gangguan di salah satu data center. Ada yang di pusat kota, di Jakarta Selatan, di Serpong, dan di Jatiluhur. Jika ada problem di pusat, bisa ke Jatiluhur. Ini yang dikatakan securing your business always on karena jika ada satu problem, yang lain bisa cover karena semuanya telah terhubung atau fully redundant," jelas Herfini Haryono, Director & Chief Wholesale and Enterprise Officer Indosat Ooredo.

Data Center Indosat Ooredoo berdiri di lokasi yang strategis dan aman, yakni di pusat kota yang sekaligus menjadi prioritas pemerintah. Selain itu lokasi lainnya dipilih dengan mengedepankan sekuritas seperti bebas banjir, mudah diakses, hingga lokasi yang minim risiko gempa. 

Data Center Indosat Ooreedoo dilengkapi dengan fasilitas dukungan dua sumber Power Supply (2N) dan 2 Power Independent yang terkoneksi ke setiap rack, cooling system, dan perangkat lainnya.

Untuk lebih memastikan ketersediaan listrik, Data Center Indosat Ooredoo menggunakan sistem DRUPS. Dengan sistem ini, suplai listrik masih tetap ada saat listrik putus hingga genset mengambil alih. Kemungkinan adanya jeda antara putusnya listrik dengan aktifnya genset dapat ditutup dengan sistem DRUPS.

"Data center yang dibangun Indosat Ooredoo mengikuti standar internasional seperti TIER III Design dan TIER III Facility. Data center harus punya sertifikasi. TIER I sampai TIER IV itu intinya pada umumnya berkaitan dengan listrik. TIER III itu harus mempunyai dua jalur listrik berbeda, tidak boleh melalui gardu yang sama, seperti yang di Jatiluhur listriknya berbeda, PLN dan Otorita Jatiluhur. Namun kalau di kota didominasi oleh PLN, jadi kita usahakan lewat 2 gardu yang berbeda," tambahnya.

Menariknya, Indosaat Oreedoo Data Center memiliki fitur Met-Me-Room, perangkat suatu pelanggan dapat mengoneksikan perangkatnya ke jaringan yang disediakan operator lain. Dengan kata lain, Indosat Ooredoo Data Center bersifat netral karena terbuka untuk semua operator telekomunikasi dan sangat memungkinkan bagi operator global maupun lokal.

Nah, mana yang Anda pilih? (sumber: DetikNet)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terpopuler

Arsip

Pageview