Asosiasi Perusahaan dan Konsultan Telematika Indonesia

Memuat...

Rabu, 12 April 2017

Mayoritas Pekerja di Indonesia Belum Siap hadapi Era Digital

JAKARTA, ASPEKTI- Percayakah Anda kalau mayoritas pekerja di Indonesia ternyata masih tidak siap dalam menghadapi era digital, meski sudah mobile?

Suka tidak suka, kita harus percaya karena begitulah hasil studi Microsoft bertajuk "Asia Workspace 2020" yang dilakukan di 14 negara di Asia, termasuk Indonesia, dan melibatkan 4.200 karyawan profesional sebagai responden. 

Dari Indonesia, jumlah responden mencapai 312 orang. 

"Kenapa kami memilih Asia? Karena penetrasi mobile tertinggi di dunia ada di kawasan ini, sehingga menjadikan kawasan ini paling terhubung," kata Davina Yeo, Chief Operating Officer Microsoft Indonesia, saat peluncuran aplikasi Teams di Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Dari studi tersebut diketahui kalau 85% responden dari Indonesia menganggap dirinya merupakan pekerja mobile dan menghabiskan setidaknya 20% waktunya di luar kantor untuk bekerja. 

Sebanyak 58% dari mereka bahkan merasa dipersiapkan oleh budaya organisasi dan manajer mereka untuk dapat bekerja sama secara produktif dan kolaboratif. 

Meski demikian, hanya 38% responden yang setuju bahwa kepemimpinan organisasi mereka berkomitmen untuk memastikan setiap karyawan termasuk dalam rencana untuk meningkatkan kemampuan digital di lingkungan kerja.

Dari fakta ini, Microsoft mencatat bahwa 63 dari 100 responden di Indonesia siap untuk memasuki "New World of Work", dimana organisasi telah memiliki sumber daya manusia, tempat dan prinsip-prinsip teknologi yang tepat di tempat kerja untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif, kolaboratif dan inovatif.

Sebanyak 62% responden menghargai integrasi pekerjaan dan gaya hidup di mana batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi telah menjadi kabur. Namun di sisi lain telah memungkinkan para profesional yang mobile untuk dapat berkolaborasi dan bekerja secara virtual.

Tidak dipungkiri pergeseran tempat kerja telah menimbulkan cara-cara baru untuk bekerja, di mana teknologi telah memungkinkan peningkatan kerjasama antara individu dan tim di tempat yang berbeda. Namun Microsoft mendapati ada sejumlah kesenjangan yang dapat menghambat kolaborasi dan hasil produktif dari tim, yakni:
- Terlalu banyak mengambil waktu untuk melatih anggota baru di dalam tim
- Terlalu banyak pertemuan tatap muka yang mengganggu produktivitas
- Anggota tim tidak akomodatif dengan jadwal flexy-work
- Tim terlalu kaku dan tidak bisa membuka diri dengan cara bekerja yang baru
- Tim membutuhkan banyak waktu untuk merespon isu-isu internal 

Selengkapnya KLIK DI SINI. (sumber: detikNET)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terpopuler

Arsip

Pageview