WASHINGTON, ASPEKTI- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendakwa dua anggota intelijen Rusia dan dua orang hacker dengan tuduhan meretas dan mencuri 500 juta akun Yahoo pada 2014.
Ini merupakan kali pertama pemerintah adidaya itu mendakwa mata-mata Rusia atas tuduhan kejahatan cyber.
Dakwaan ini muncul setelah berbagai kontroversi yang menyebut keterlibatan Rusia dalam berbagai aksi kejahatan cyber saat pemilihan presiden AS pada November 2016 yang secara mengejutkan dimenangkan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump.
"Ada 47 pelanggaran yang didakwakan oleh Departemen Hukum AS terhadap ke empat orang itu, yaitu konspirasi, penipuan, spionase ekonomi dan lain sebagainya. Dalam dakwaan tersebut digambarkan kalau Federal Security Service (FSB) bekerja sama dengan penjahat cyber," demikian dilansir Reuters, Kamis (16/3/2017).
Dalam aksinya, para terdakwa tak hanya mencuri data rahasia, namun juga memanfaatkannya untuk menghasilkan uang. FSB adalah lembaga penerus KGB yang merupakan biro intelijen Rusia.
BERITA TERKAIT
Dua orang agen FSB yang didakwa bernama Dmitry Dokuvhaev dan atasannya, Igor Sushchin. Keduanya berada di Rusia.
Menurut Interfax, kantor berita Rusia, Dokuchaev ditangkap pada Desember lalu atas tuduhan berkhianat pada negara.
Hacker yang didakwa salah satunya adalah Alexsey Belan, hacker yang diketahui masuk daftar orang yang paling dicari FBI dan pernah ditangkap di Eropa pada Juni 2013, namun berhasil kabur ke Rusia sebelum diekstradisi ke AS.
Hacker kedua yang didakwa adalah Karim Baratov, pria kelahiran Kazakhstan yang memegang kewarganegaraan Kanada. Menurut Kepolisian Toronto, Baratov berhasil ditangkap di Kanada pada Selasa (14/32017).
Yahoo sendiri sebelumnya sudah pernah menyebut kalau aksi peretasan terhadap jaringannya itu adalah sebuah aksi yang dibekingi oleh sebuah negara. (man)
0 komentar:
Posting Komentar