JAKARTA, ASPEKTI- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (8/3/2017) di Medan, Sumatera Utara, menandatangan perjanjian kerja sama dengan PT General Electric Operation Indonesia (GEOI) untuk mengembangkan teknologi smart grid.
Teknologi jaringan listrik pintar itu akan digunakan dalam pembangunan demo plan smart grid 1 MW PV di gedung klaster energi Kawasan Puspiptek, Serpong.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, kerja sama ini nantinya tidak hanya diterapkan untuk perkotaan, tapi juga di pedesaan dan bahkan wilayah terpencil.
Kedua lembaga juga sepakat untuk menerapkan smart grid PV dan angin di kawasan Tekno Park Baron, Yogyakarta, dan di daerah terpencil di Pulau Rote.
“GEOI telah lama mengembangkan teknologi ini. Teknologi smart grid ini penting untuk mendukung peningkatan layanan kelistrikan yang lebih efisien, andal, dan berkualitas. GEOI sudah berkomitmen untuk mendukung pembangunan riset dan teknologinya,” katanya.
Menurut Unggul, BPPT melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 memiliki tugas untuk mengkaji dan menerapkan teknologi energi pada instalasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil yakni 100 kW- 5 MW.
Hasilnya berupa proyek percontohan pembangkit listrik untuk rekomendasi teknologi, rekomendasi PLTS 100 kW-2 MW dan rekomendasi smart grid.
Smart grid mengintegrasikan kegiatan pelanggan untuk memberi suplai listrik efisien dan ekonomis, tapi aman. Apabila jumlah pembangkit EBT dan unit penyimpanan yang terdistribusi dan terintegrasi, maka emisi CO2 menurun. Biaya operasional juga menurun.
"Penerapan smart grid ini bisa dilakukan pada sistem kelistrikan di kota besar,” katanya. (sumber: Tempo)
0 komentar:
Posting Komentar