JAKARTA, ASPEKTI- Kurs rupiah atas dolar AS berbalik menguat, Kamis (2/3/3017), setelah dibuka melemah di tengah menguatnya indeks dolar negeri Paman Sam.
Bloomberg melansir, rupiah dibuka turun 0,03% atau 4 poin ke 13.367/dolar AS dan kemudian bergerak mixed dalam kisaran sempit, sehingga berayun di antara zona penguatan dan pelemahan.
Pada pukul 09:45 WIB, rupiah terpantau menguat 0,02% atau 3 poin dan berada di 13.360/dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang yang menjadi rival utamanya (DXY), antara lain yen, euro dan poundsterling, dibuka naik 0,01% ke level 101,880 dari penutupan Selasa yang berada di level 101,780.
Indeks kemudian bergerak makin menguat, dan pada pukul 09:37 WIB terpantau berada di 101,920 karena naik 0,14%.
Hans Kwee, Analis Investa Saran Mandiri, mengatakan, ada sejumlah sentimen positif yang menjadi pendorong penguatan rupiah, yakni pidato Presiden AS Donald Trump dimana ada tiga poin penting yang memberikan efek positif ke pasar.
Ketiganya adalah akan digelontorkannya dana sebesar US$1 triliun untuk belanja infrastruktur, kebijakan free trade yang diminta fair, hingga adanya reformasi imigran.
“Belanja infrastruktur tentu positif buat AS, kemudian untuk free trade, dia mengatakan tidak anti dengan free trade atau pasar, hanya strategi yang digunakan harus fair. Terakhir soal reformasi imigran, sebenarnya pada intinya positif untuk penduduk AS, meski kita tahu masalah besar di dunia adalah imigran dianggap merebut orang asli di sana,” kata dia seperti dilansirf bisnis.com.
Isu positif kedua pendorong rupiah adalah kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi yang dikabarkan akan berinvestasi di Indonesia, dan akan direalisasikan secara bertahap selama 5 tahun.
"Secara umum, ini berdampak positif," tegasnya.
Rilis BPS tentang inflasi Februari yang rendah juga ikut penopang pergerakan rupiah, karena berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. (man)
Berita ini juga dapat dibaca di http://aspekti.org/
0 komentar:
Posting Komentar