DENPASAR, ASPEKTI- Gelaran Regional Preparatory Meeting (RPM) untuk wilayah Asia dan Pasifik yang berlangsung sejak Selasa (21/3/2017) di Denpasar, Bali, berakhir hari ini, Kamis (23/3/2017).
Sidang ini membahas implementasi Dubai Action Plan yang disesuaikan dengan World Telecommunication Development Conference tahun 2014 (WTDC-14), serta mengidentifikasi prioritas dan strategi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di wilayah Asia dan Pasifik.
Menurut laman kominfo.go.id, RPM ini merupakan yang kelima setelah sebelumnya diselenggarakan di The Commonwealth of Independent States pada 9-11 November 2016, Afrika pada 6-8 December 2016, Arab States pada 30 January-1 Februari 2017, dan Amerika pada 22-24 Februari 2017.
"Hasil RPM ini akan menjadi masukan penting dalam Sidang Pembangunan Telekomunikasi Dunia/World Telecommunication Development Conference 2017 (WTDC-17) yang akan diselenggarakan di Buenos Aires, Argentina, pada 9-20 Oktober 2017," ujar Kominfo.
Sidang RPM dibuka oleh Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI/Duta Besar dan Wakil Tetap RI-Designate untuk Jenewa, Hasan Kleib.
Dia mengatakan, pihaknya yakin tujuan akhir dari sidang ini cukup jelas, yakni meningkatkan kapasitas negara berkembang dalam menjembatani kesenjangan digital, serta menggunakan TIK sebagai solusi sekaligus alat untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia.
Sementara Direktur Biro Telekomunikasi dan Pengembangan (BDT) ITU Kemenkominfo Brahima Sanou dalam kesempatan yang sama mengatakan, RPM membantu terlaksananya koordinasi regional dalam persiapan WTDC-17.
"Sidang ini sekaligus mengidentifikasi isu-isu tingkat regional yang perlu dibahas dengan mempertimbangkan kebutuhan negara-negara anggota dan anggota dari kalangan sektor di wilayah Asia dan Pasifik," imbuhnya.
RPM menghasilkan lima draft inisiatif regional untuk wilayah Asia dan Pasifik tahun 2018-2021 yang akan dibawa sebagai pertimbangan pada WTDC-17. Kelima draft inisiatif tersebut adalah:
1. Pembahasan terkait kebutuhan khusus dari negara berkembang, negara pulau kecil yang sedang berkembang termasuk negara kepulauan Pasifik dan negara daratan.
2. Pemanfaatan TIK dalam mendukung ekonomi digital termasuk masyarakat digital yang inklusif.
3. Membantu perkembangan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas digital
4. Pemberdayaan kebijakan dan lingkungan regulasi.
5. Kontribusi terhadap lingkungan yang aman dan tangguh.
Menurut Sanou, inisiatif regional yang dibahas pada RPM akan menjadi penggerak untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan di wilayah Asia dan Pasifik.
“Saya menantikan WTDC yang akan dilaksanakan Oktober 2017 ini, dimana kita akan mengkaji hasil dan pencapaian kita, serta mendefinisikan langkah kita ke depan dengan cara baru dan inovatif untuk memenuhi dan mempercepat pencapaian Suistainable Development Goals (SDG’s).” katanya. (man)
0 komentar:
Posting Komentar