BEIJING, ASPEKTI- Pencurian kertas tisu di toilet rupanya sedang merajalela di China. Saking parahnya, pihak otoritas di ibukota negara itu, Beijing, dilaporkan mengambil langkah pencegahan dengan memanfaatkan teknologi biometrik.
Caranya adalah dengan mengunci dispenser tisu dengan kamera yang mampu mengenali wajah. Pengujung toilet baru bisa mengambil tisu setelah wajahnya dipindai oleh kamera di alat ini selama tiga detik.
Selain itu, pengambilan tisu pun dibatasi hanya boleh sepanjang 60 cm per orang, dan setiap orang hanya boleh mengambilnya sekali dalam 9 menit.
Seperti dikutip dari New York Times, Kamis (23/3/2017), alat tersebut baru dipasang di salah satu toilet publik di Temple of Heaven Park. Harganya cukup mahal, yakni sekitar US$750 atau hampir Rp10 juta per unit.
“Kami memilih teknologi pengenal wajah karena itu merupakan cara paling higienis,” ujar Lei Zhenshan, marketing director perusahaan Shoulian Zhineng yang merancang mesin itu.
Meski demikian, kabarnya alat canggih itu sempat diujicoba di stadium Bird’s Nest, Beijing, dan rencananya akan dipasang di lebih banyak toilet di China.
Sayang, pembatasan penggunaan tisu di toilet Temple of Heaven Park menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, karena ukuran yang ditetapkan dinilai tidak cukup.
“Lembarannya terlalu pendek,” keluh Wang Jianquan, seorang warga pensiunan.
Di China, pihak otoritas pusing memikirkan cara mengendalikan konsumsi tisu di toilet publik yang dinilai berlebihan. Sebagian besar toilet di kota-kota seperti Qingdao dan Shanghai, misalnya, diketahui tidak menyediakan tisu toilet karena alasan ini. (man)
0 komentar:
Posting Komentar