JAKARTA, ASPEKTI- Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan. Untuk tahap awal dipilih buah mangga sebagai fokus kerja sama.
"Buah-buahan Thailand dikenal luas di dunia. Ekspornya ke negara-negara lain sangat besar. Mereka memiliki teknologi pascapanen yang membuat buah mampu bertahan lama dalam pengiriman," kata Deputi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Eniya Listiani, seperti dilansir tempo.co, Jumat (21/4/2017).
Berbicara di sela-sela acara Science and Technology in Society Forum di Badung, Kamis (20/4/2017), Eniya menjelaskan bahwa untuk tahap awal kerja sama riset Indonesia dan Thailand memilih buah mangga, karena buah tropis ini memiliki banyak varietas dan sering terpilih menjadi makanan pendamping di berbagai acara.
Selain itu, mangga juga digemari masyarakat di berbagai negara, meski sayangnya mangga punya kelemahan, yakni cepat busuk.
Namun ia memastikan, dengan teknologi sulfurisasi yang dimiliki Thailand, kelemahan mangga itu dapat diatasi, karena teknologi yang menggunakan SO2 ini akan membuat mangga awet dalam perjalanan saat pengiriman dari satu tempat ke tempat lain.
BPPT juga saat ini sedang mengembangkan teknologi pelapisan buah dengan menggunakan senyawa sejenis madu dengan kandungan lilin, karena dengan kemasan vakum buah masih tetap bisa teroksidasi dan membusuk. Hanya saja teknologi ini cukup mahal.
Selengkapnya KLIK DI SINI. (man)
0 komentar:
Posting Komentar