Pasalnya, hasil riset Ericsson menyebutkan kalau media sosial dengan jumlah pengguna hingga miliaran ini ternyata tidak termasuk dalam lima besar aplikasi paling banyak yang dipakai di Indonesia.
Dirunut dari posisi lima, adalah Line yang menjadi aplikasi yang mengisi peringkat ini. Yang kemudian disusul oleh aplikasi Google di peringkat keempat.
Lebih menarik lagi yang mengisi tempat ketiga. Siapa sangka aplikasi BlackBerry Mesenger (BBM) ternyata masih sangat banyak penggunanya di Indonesia. Afrizal Abdul Rahim, Head of Ericsson ConsumerLab SEA & Oceania, bahkan mengaku terkejut dengan hasil ini. Mengingat BBM sudah meredup di banyak negara.
"Saya tak menyangka BBM bisa muncul. Karena di banyak negara sudah meredup. Tapi di Indonesia ternyata masih cukup tinggi penggunaannya," kata Afrizal, di hotel Four Seasons, Jakarta.
Beralih ke posisi runner-up sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Layanan pesan instan kepunyaan Facebook, yakni WhatsApp yang didaulat mengisinya.
Yang paling menarik dari semuanya jelas yang mengisi posisi teratas. Kondisi jaringan di Indonesia yang belum merata nyatanya tak menghentikan netizen berburu konten yang meminta bandwidth besar. Ya, adalah YouTube yang menempati posisi puncak sebagai aplikasi paling laris di Indonesia.
Hasil ini pun diperkuat data lainnya yang dirilis Ericsson. Afrizal mengklaim kalau trafik mobile data di Jakarta didominasi oleh akses video streaming yang mencapai 75%. Penggunanya kebanyakan kaum millennial yang berusia di bawah 25 tahun.
"75% mobile data trafik berasal dari video. Penggunanya kebanyakan millenial di bawah 25 tahun, yang terlahir di tengah-tengah berkembangnya teknologi smartphone. Mereka juga tipikal netizen yang selalu mengharapkan lebih," imbuhnya. (sumber: detikNET)
0 komentar:
Posting Komentar