JAKARTA, ASPEKTI- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, dunia perbankan di Indonesia kini perlu merumuskan model bisnis baru berbasis teknologi.
“Hanya masalah waktu saja (dimana) perbankan Indonesia harus memikirkan bisnis model yang baru, terutama untuk consumer banking. Manajemen perbankan harus memikirkan untuk menginterasikan diri terhadap gelombang teknologi perbankan baru, yakni financial technology (fintech),” katanya dalam Acara Kerjasama Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Bank Bukopin di Kementerian Kominfo, Jakarta, seperti dilansir laman kominfo.go.id, Jumat (3/3/2017).
Menurutnya, penerapan teknologi dalam aspek perbankan sangat beragam, sehingga dunia perbankan harus memahami karakteristik konsumen.
“Fintech itu bermacam-macam, akan tetapi yang banyak berkembang adalah virtual landing yang berkaitan dengan consumer banking. Kenapa orang lebih senang menggunakan fintech untuk meminjam uang daripada pergi ke bank? Alasannya adalah dari sisi waktu, karena prosesnya cepat,” imbuh dia.
Rudiantara menyebut, saat ini telah ada sekitar 140 fasilitas layanan fintech yang sudah terdaftar.
Meski penerapan teknologi ini berdampak pada pengenaan bunga pinjaman yang lebih tinggi dibanding cost traditional banking, namun ia meyakinkan bahwa ini jauh lebih baik dibanding rentenir.
"Ini menunjukkan bahwa UKM yang meminjam bisa menghitung. Walaupun mendapatkan bunga yang lebih besar, akan tetapi ada kepastian bisa mendapatkan pinjaman secara lebih cepat untuk mengembangkan bisnis,” katanya.
Ke depan, menurut Rudiantara, fintech akan digunakan sebaga financial inclusion. Hal itu dikaitkan dengan adanya penggunaan teknologi seluler di kalangan masyarakat Indonesia.
“Di Indonesia ada 170 juta orang yang minimal memiliki ponsel dan 130 juta orang yang akses ke internet, serta ada 100 juta orang akses internet lewat ponsel. Akan tetapi jumlah orang Indonesia yang punya rekening bank, kalau dilihat ukuran financial inclusion rate dari Bank Indonesia, hanya sebanyak 90 juta. Artinya, ada 80 juta orang punya ponsel tetapi tidak diberi akses aplikasi yang berkaitan dengan keuangan dan perbankan. Luar biasa,” jelasnya.
Rudiantara mengapresiasi peran perbankan, khususnya Bank Bukopin Tbk, yang mau turut dalam pengembangan startup dan masuk ke teknologi fintech, karena masih sangat sedikit perbankan yang mau terlibat.
"Ini merupakan program nasional, bukan program Kominfo. Pada 2020 mendatang diharapkan kita akan mencapai 1000 startup qualified yang melewati fase yang telah ditentukan,” pungkas dia. (man)
Berita ini dapat dibaca di LINK INI
Informasi yang sangat bermanfaat, coba nih dilihat juga Permintaan Pinjaman Online Meningkat
BalasHapus