Asosiasi Perusahaan dan Konsultan Telematika Indonesia

Memuat...

Kamis, 23 Februari 2017

BNSP Didesak Maksimal dalam Menerbitkan Lisensi bagi LSP

Ketua Aspekti Nasfi Burhan
JAKARTA, ASPEKTI- Ketua Asosiasi Perusahaan Konsultan Telematika Indonesia (Aspekti) Nasfi Burhan mendesak Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) agar bekerja lebih maksimal.

Pasalnya, lembaga ini dinilai terlalu lamban dalam menangani permohonan pengajuan lisensi oleh banyak Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), sehingga meski permohonan telah diajukan lebih dari setahun, lisensi yang dibutuhkan belum juga diterbitkan.

"BNSP kami lihat kurang maksimal dalam bekerja, termasuk dalam menangani pengajuan lisensi untuk bidang telematika," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Pendiri Lembaga Sertifikasi Profesi Teknologi Informasi (LSPTI) ini menjelaskan, dari informasi yang diperolehnya diketahui kalau lambannya kinerja BNSP diakibatkan oleh jumlah personel yang kurang memadai.

"Dari informasi yang kami dapat, yang menangai bidang telematika saja hanya satu orang, sementara yang mengajukan permohonan lisensi sangat banyak. Tidak heran kalau banyak pengajuan yang akhirnya terkatung-katung karena tak tertangani," katanya.

Diakui, lambannya kinerja BNSP ini telah menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sehingga kementerian sempat berkomunikasi dengan BNSP, dan dari hasil komunikasi itu BNSP kemudian meminta LSPTI agar mengajukan kembali surat permohonan untuk menunjuk verifikator skema.

Nasfi menegaskan, lambannya kinerja BNSP tersebut secara langsung telah mengganggu perkembangan industri telematika di Tanah Air.

Bahkan karena LSP di bidang telematika belum ada yang mendapatkan lisensi, tenaga kerja-tenaga kerja lokal di bidang ini kalah bersaing dengan tenaga kerja-tenaga kerja asing (TKA) yang telah memiliki lisensi dari luar negeri, sehingga tenaga-tenaga lokal hanya dapat bekerja sebagai pekerja, sementara para TKA menjadi atasan mereka karena menempati posisi-posisi strategis seperti supervisor dan manajer.

Nasfi pun berharap BNSP dapat bekerja maksimal karena saat ini pertumbuhan industri telematika sangat cepat, bahkan mengalami perkembangan dalam hitungan detik. Apalagi karena BNSP dibentuk dalam rangka menyambut penerapan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Berita ini juga dapat Anda baca di http://aspekti.org/. (man)
Share:

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terpopuler

Arsip

Pageview