KROASIA, ASPEKTI- Rapat besar konsorsium 3rd Generation Partnership Project (3GPP), pembuat standar seluler global, di Dubrovnik, Kroasia, menetapkan keputusan penting. Konsorsium telah menyetujui untuk mempercepat roadmap pengujian dan penggunaan teknologi seluler 5G ke tahun 2019.
Sebelumnya, 3GPP menetapkan bahwa penyebaran internet 5G baru bisa dilakukan pada 2020.
Menurut Lorenzo Casaccia, Vice President of Technical Standards Qualcomm, penting untuk segera beralih ke generasi mobile berikutnya karena konsumsi data pengguna seluler semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Satu hal yang harus diingat, kehadiran 5G tersebut nantinya hanya digelar di negara yang sudah memiliki aturan dan infrastruktur yang siap.
Belum diketahui, apakah Indonesia bakal ikut langsung menerapkan 5G pada 2019 atau tidak.
Pabrikan chipset mobile Qualcomm, dan nama-nama besar di dunia seluler, memang mendorong untuk percepatan 5G ini. Dorongan percepatan itu dilakukan di ajang Mobile World Congress (MWC) 2017 lalu di Barcelona, Spanyol.
Beberapa nama besar yang dimaksud, di antaranya seperti Ericsson, Intel, LG Uplus, Huawei, Vivo, ZTE, dan Korea Telecom. Nokia dan Verizon, dua nama besar yang awalnya tidak mendukung, akhirnya ikut meminta percepatan tersebut.
Seperti dilansir PC World, Jumat (10/3/2017), lebih dari 40 perusahaan menyetujui rencana percepatan tersebut.
Sementara ini, teknologi standar 5G yang disetujui disebut sebagai Non-Standalone 5G New Radio (NR). Teknologi tersebut dikatakan mengizinkan developer untuk menciptakan alat dan software 5G yang bergantung kepada sinyal radio dan jaringan 4G. Standarisasi akhir dari 5G nantinya akan memiliki jaringan inti 5G.
Teknologi tersebut dikatakan sudah akan selesai di pertengahan tahun 2018 dan tersedia dalam software setahun setelahnya.
Meski begitu, konsorsium 3GPP sendiri masih belum memutuskan spesifikasi akhir untuk teknologi 5G. (sumber: KompasTekno)
0 komentar:
Posting Komentar